Oktevy's Blog



Say Cheese!

Keju!! cheeseBisa jadi kawan sekaligus lawan.

Cheesecake, roti keju, kastengel, atau cheese burger adalah makanan yang akrab buta kita sehari-hari. Keju memang salah satu sahabat ‘kuliner’ kita karena rasanya yang gurih. Dan ternyata, nih, di balik kelezatan rasanya manfaat keju juga banyak. Eiits, tapi untuk waktu-waktu tertentu, keju dan olahannya harus dihindari dulu…

Legenda Keju

Menurut legenda Arab, seorang pengembara berkelana sambil membawa susu di dalam tempat minum yang terbuat dari kulit sapi. Setelah beberapa jam, susu itu terpisah menjadi gumpalan putih dan cairan berwarna pucat. Sang pengembara mencicipinya dan menganggap rasanya lezat. Ada jg yang meyakini bahwa keju telah dinikmati bangsa Sumeria di Mesopotamia beribu-ribu tahun lampau. Sebuah gambar pada bangunan pemujaan dewi Nichursag menunjukkan pada masa itu keju sudah diproduksi.

Yuk, Kenalan!

Tahu kan kalau keju terbuat dari susu. Yap bener banget! Keju adalah salah satu bentuk olahan susu. Susu sapi, kambing, domba, atau mamalia lainnya mula-mula dihilangkan kandungan airnya menggunakan rennet (enzim penggumpal),kemudian difermentasi. Dalam prosesnya, dipakai juga bakteri untuk mengasamkan susu yang menambah tekstur dan rasa pada keju.

  • Cream cheese

Kita bisa menemukan dua macam cream cheese : double cream cheese (65% lemak) dan cream cheese (45% lemak). Berbeda dengan jenis lainnya, rasa cream cheese sedikit asam. Keju ini sering dihidangkan untuk hidangan penutup di belahan Barat sana, sepertu cheessecake, isi pie, atau dimakan dengan potongan buah-buahan.

  • Mozzarella

Keju Itallia ini aslinya terbuat dari susu kerbau liar. Mozzarella yang mempunyai kandungan lemak 40% – 50% ini akan meleleh dan lengket ketika dipanggang-biasanya dipakai untuk topping pizza.

  • Edam

Teksturnya keras dan beraroma menyerupai kacang. Yang membedakan jenis keju ini adalah kemasannya selalu terbungkus lapisan berwarna merah. Edam sangat cocok untuk campuran kue kering atau taburan hidangan panggang.

  • Parmesan

Salah satu jenis keju keras berbentuk silinder dan berwarna kuning muda. Aroma permesan cukup tajam karena proses fermentasi yang cukup lama. Keju ini cocok untuk taburan pizza, sup dan aneka masakan pasta.

  • Cheddar

Ini dia keju yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia. Rasa lezat dan aroma tidak terlalu tajam membuat keju ini cocok untuk masakan apa saja-isi roti, taburan sup atau nasi, dan masih banyak lagi.

Bergizi Tinggi

Terbuat dari susu, keju mengandung nilai gizi tinggi dan kandungan lemaknya juga tinggi. Keju bahkan bisa menjadi alternatif pengganti daging untuk para vegetarian karena kandungan proteinnya cukup tinggi. Kandungan nutrisi keju juga padat. Manfaat utamanya sebagai sumber kalsium dan sumber fosfor. Karena itu, keju bermanfaat mendukung pertumbuhan tulang dan gigi. Seperti yang kita tahu, susu tidak baik dipanaskan dalam suhu tinggi karena akan merusak gizi di dalamnya. Nah, tetapi berbeda dengan keju, kandungan dalam keju telah terpengaruh pemanasan atau proses memasak lainnya, yaitu vitamin B dan C. Tetapi karena vitamin B dan C pada keju sedikit, nilai gizi keju tetap tinggi sekalipun dipanaskan. Soalnya keju bentuknya padat, sehingga gizinya pun lebih padat. Beda dengan susu yang bisa ‘ciut’ saat dipanaskan.

Bahaya Kalau…

Keju seperti makanan lainnya, juga punya tanggal kadaluwarsa. Jadi, kita harus hati-hati saat membeli keju, jangan lupa mengecek tanggal kadaluwarsanya. Khusus makanan lunak seperti creme cheese, kita harus ekstra waspada. Makanan lunak yang mengandung kadar air cukup tinggi lebih mudah mengalami perubahan kualitas. Jika tidak tertutup rapat, akan membuat produk ini cepat rusak. Kadang-kadang ketika kita mau makan kemudian kita menemukan cream cheese sudah berjamur. Karena sayang, kita buang saja bagian yang berjamur, sisanya kita santap. Ternyata, tindakan itu merugikan kita. Sebenarnya, makanan yang sudah berjamur tidak baik lagi untuk dikonsumsi karena kita tidak tahu jamur itu beracun atau tidak. Kalau memang sayang cream cheese keburu berjemur sebelum habis, lebih baik beli secukupnya saja. Jika habis kan tinggal beli lagi.

Musuh Berat Badan

Banyak yang menghalalkan keju saat menjalani diet. Siapa sih yang tahan dengan godaan si lezat keju? Tetapi menurut Ali Khomsan, Guru Besar Pangan dan Gizi IPB, keju bukan ’teman’ yang baik saat diet. Bahkan es krim pun kalah ’jahatnya’ dari keju. Soalnya selain mengandung kalori yang relatif tinggi, kandungan lemak keju tidak rendah.

Sebaliknya, kita boleh banget mengonsumsi susu saat diet. Tidak perlu khawatir kegemukan deh, karena kalori yang dihasilkan lemak susu lebih rendah daripada keju.

Sumber : Majalah Cita Cinta. 28 Jan – 11 Feb 2009.


Tinggalkan komentar